BANDAR LAMPUNG--- Masa transisi organisasi PTPN Group dengan program transformasi bisnis yang mengubah struktur entitas membuat Koperasi Karyawan Ruwa Jurai harus menyesuaikan diri. Saat ini, koperasi yang lahir sebagai badan usaha milik karyawan PTPN VII ini melakukan konsolidasi agar perubahan struktur perusahaan tidak mengubah status karyawan sebagai anggota koperasi.
“Perubahan struktur pada PTPN Group yang semula PTPN VII merupakan entitas anak perusahaan, sejak setahun lalu menjadi unit kerja dari PTPN I Subholding Supporting Co. Bahkan, seiring perjalanan di masa transisi, PTPN VII yang semula punya empat komoditas sekarang tinggal dua, yakni karet dan teh. Sawit di KSO ke Palm Co dan tebu atau gula ke Sugar Co. Perubahan ini yang sedang kita konsolidasi intensif.”
Petikan statemen itu disampaikan Heru Wijayanto, Ketua Umum Koperasi Ruwa Jurai saat menyampaikan sambutan pada pembukaan Rapat Anggota Tahunnan (RAT) Pengesahan Rencana Kerja dan Anggaran Tahun Buku 2025 di Kantor Regional 7 Bandar Lampung, Sabtu (21/12/24). RAT dihadiri anggota dari seluruh Unit Kerja Regional 7, termasuk PT SGN, yang tersebar di Lampung, Sumsel, dan Bengkulu.
Heru mengatakan, perubahan entitas perusahaan membuat anggota Koperasi Ruwa Jurai saat ini berada di perusahaan yang berbeda. Imbasnya, koperasi harus melakukan pola kerjasama yang sebelumnya satu pintu menjadi beberapa pintu manajemen perusahaan.
“Pasca restrukturisasi entitas, kami harus konsolidasi ulang dengan beberapa entitas. Induknya tetap ke PTPN I Regional 7, lalu ke PTPN IV karena sawit KSO dengan Palm Co, juga ke PT SGN karena mereka mengelola tebu kita. Itu dinamikanya yang harus kita hadapi. Kami yakin, semua perubahan ini menuju lebih baik,” kata dia.
Kinerja Kopkar Ruwa Jurai di masa transisi tahun 2024 diakui Heru mengalami perlambatan. Beberapa program rencana kerja tahun 2024 tidak mencapai target yang ditetapkan sehingga kinerja keuangan juga kurang maksimal. Dia berharap, kinerja tahun 2025 ketika situasi bisnis di perusahaan sudah mulai stabil dan mantap akan berimbas positif kepada kinerja Kopkar Ruwa Jurai.
Menanggapi dinamika yang terjadi pada Kopkar Ruwa Jurai, Region Head PTPN I Regional 7 Tuhu Bangun menyatakan komitmennya untuk memberi dukungan secara maksimal. Ia menyebut, Kopkar Ruwa Jurai yang merupakan wadah aktivitas ekonomi gotong royong karyawan perusahaan bukan sekadar soal profit dan untung rugi. Sebab, kata dia, koperasi akan menjadi opsi paling fleksibel untuk berbagai urusan ekonomi karyawan.
“Bahwa pengelolaan koperasi harus profesional, fair, transparan, dan bertanggung jawab, itu harus. Juga bahwa usaha di koperasi harus untung, itu tentu. Tetapi, kita juga harus ingat bahwa di koperasi inilah terjadinya interaksi ekonomi antar karyawan yang bersifat gotong royong. Artinya, keberadaan koperasi ini harus tetap kuat sehingga bisa memberi manfaat lebih luas kepada seluruh anggota,” kata Tuhu Bangun.
Ia juga berpesan agar pengurus Kopkar Ruwa Jurai secara aktif terus mengikuti dan mencermati setiap dinamika yang terjadi pada perusahaan. Ia mengatakan, program transformasi bisnis pada PTPN Holding sangat dinamis dan menghadirkan tantangan baru yang sangat prospektif d visioner. Dengan dinamika itu, tambah dia, siapapun yang tidak mampu mengikuti perubahan yang dinamis ini akan tertinggal dan atau ditinggalkan.
“Kopkar sebagai organisasi atau wadah karyawan PTPN I Regional 7 harus ikut irama atau ritme dan dinamika yang terjadi pada perusahaan. Saat ini dinamika di PTPN Group sedang naik dengan program transformasi bisnisnya. Ini adalah kebijakan radikal untuk mengubah paradigma sekaligus meningkatkan kinerja secara komprehensif daan simultan. Jadi, Kopkar harus ikuti dinamika ini secara serius. Yakinlah, ke depan kita akan jauh lebih baik,” kata dia. (*)